Halaman

B E L L E

Kamis, 04 Februari 2016

Berjuang Sendiri

Kuat,
berusaha mempertahankan apa yang sebenarnya sudah tak bisa diperjuangkan. Namun, hati ini tidak pernah lelah untuk berjuang.
Sudah memasuki bulan yang berbeda, hari yang berbeda, tanggal yang berbeda namun masih dengan perasaan yang sama.
Berusaha menguatkan diri,
Berdiri di kegelapan, sendiri, tanpa ada satu orang pun yang menemani.
Mencoba bertahan, menerjang rasa sakit dengan sendiri nya,
Menahan segala rasa yang membuat hati ini keliru,
Ingin rasanya kembali terlelap, memejamkan mata, yang membuatkan seakan akan terasa dekat denganmu. Namun, aku tersadar dengan sebuah pukulan yang mencoba membangunkan ku dari mimpi indah ku.
Ku buka mata, yang ku lihat usang, penuh debu, sirna......
Aku berada dikesepian, mencoba kembali mengingat tentangmu.
Kembali ku melamun, ternyata sudah tak ada lagi kamu disini. Pergi begitu saja tanpa meninggalkan jejak, hilang entah kemana seperti debu yang disapu angin.
Tetapi, disini aku tak menyerah, akan terus begini. Berjuang dengan caraku sendiri, entah sampai bila perjuangan ku ini.
Terkadang aku bertanya, di kegelapan. Berbicara kepada sang pencipta, Apa bisa aku mendapatkan nya kembali? Apakah perjuanganku ini akan berhasil, atau malah berujung sia-sia?
Hingga sekarang aku belum menemukan jawaban, aku belajar untuk bersabar.
belajar untuk tidak menyerah pada keadaan, walaupun sebenarnya aku rapuh.
Kenapa hanya aku yang memperjuangkan "cinta" ini? apa kamu juga memperjuangkan "cinta" yang sama? atau sudah memulai kisah yang baru?
Tidak, aku yakin kamu tidak gampang untuk melupakan. Aku tau, mungkin kamu juga memikirkan aku, seperti aku memikirkanmu. Namun, kamu memilih untuk melepaskan, bukan memperjuangkan. Tuhan, apa ini adil? apa aku akan terus berjuang sendiri?
Tuhan, bolehkah aku beristirahat sejenak? terkadang aku tidak mengerti dengan perasaanku, air mata ini tak bisa ku bendung, rasanya ada hujan deras yang membahasi pipiku, terasa begitu hangat dan dalam.
Berjuang sendiri, tanpa ada kepastian itu sakit. Tetapi, jika kamu bersabar Tuhan pasti akan memberikan jalan yang terbaik buatmu. Aku selalu berpegang teguh dengan kata-kata itu. Kata-kata yang selalu menguatkan ku, yang selalu meyakiniku kembali.
Aku hanya ingin, engkau tersadar dengan apa yang sudah aku perjuangkan. Ini, tidak semudah yang kamu kira. Berpura-pura bahagia demi menutupi sebuah luka yang dalam.
Aku hanya ingin, engkau menghargai semua yang telah aku lakukan. Mungkin, sekarang aku belum lelah berjuang. Tetapi dengan berjalan nya waktu, kita tidak tahu kedepan nya akan bagaimana, karna sifat orang selalu berubah-ubah.
Mungkin, saat kau tersadar dan menolehku, itu semua sudah terlambat.

Selasa, 26 Januari 2016

SETIA MENANTIMU

Sejak hari itu, sejak saat itu. Saat terakhir kau menginginkan untuk pergi dariku, 
aku hanya bisa terdiam, hati ini sakit, bibir ini tak mampu untuk berbicara, 
bahkan badan ini tak berdaya untuk beranjak. 
Aku masih bertanya-tanya, dimana salah ku? apa yang terjadi? kenapa ini harus terjadi pada kita?
Tuhan, aku sungguh tak mampu melewati hariku tanpa nya,
karna dia adalah sebuah nafas yang selalu aku hela. Apa jadinya aku tanpa dirinya? 
Tuhan, kenapa kau harus mematahakan hati orang yang begitu penuh dengan rasa kasih sayang?
Udara yang ku hirup sudah tak lagi sama, semuanya hanya menyesakkan dada. 
Bibir ini sudah tak dapat tersenyum indah seperti dulu, 
Hati ini bahkan begitu rapuh, 
Hari-hari ku berubah menjadi gelap, tanpa ada satu bintang-pun yang menerangi nya.
Di waktu pagi, saat aku terbangun, aku selalu mengingatnya. 
Di waktu malam, saat aku tertidur pulas, aku merasa begitu dekat dengan nya, walaupun hanya bisa kurasakan lewat mimpi.
Tiap malam aku menatap langit dan bertanya pada bulan, kapan aku bisa melihatnya lagi? 
kapan aku bisa memulai hariku bersama nya lagi? kapan aku bisa merasakan hangat pelukan nya?
Aku disini, hanya bisa menunggu. 
Menanti kau kembali,
mungkin aku terlalu berharap, namun aku tau resiko berharap terlalu banyak adalah sakit. 
Sakit menunggumu sendirian disini, 
Aku harus melewati berbagai macam rindu,
rindu yang terus menggebu gebu dan menggumpal di dalam hatiku, hingga hanya menimbul sesak di dada. 
Dan yang terlebih sakit, aku hanya bisa menyampaikan semua rindu-rindu ku ini lewat doa, sebagaimana Tuhan menyampaikan kepadamu. 
Meinrtih tiap malam, terbaring dikasur mengingat semua kenangan kita, dan hanya tetes air mata yang mengalir dan membasahi pipi, 
sungguh masih terasa hangat nya dipipi, 
Namun, aku rela sakit demi kamu, asal kamu bisa pulang, kembali dalam pelukanku.
Aku selalu bercerita kepada Tuhan, tentangmu. Dan tentang kita. 
Aku harap, Tuhan bisa mengabulkan semua harapanku kepadamu.
Mungkin penantian aku ini masih terlalu sebentar, dan belum seberapa tapi aku tak pernah lupa untuk selalu berusaha, agar penantianku ini tak berujung dengan sia-sia. 
Tuhan, biarkan lah aku terus menanti, hingga akhirnya aku sadar, dimana penantianku ini harus berhenti. 
Biarkan waktu yang menjawab semua tanyaku, 
Biarkan air mengalir sesuai arusnya.......... dan aku hanya bisa menjalani semua nya dengan sejuta harapan.
Tuhan, ijinkanlah kami untuk bersama kembali, 
jika aku diberikan kesempatan sekali lagi. 
Aku hanya ingin, aku dipertemukan kembali dengan nya untuk menuai kisah cinta yang berakhir bahagia untuk selama-lamanya. 

Jumat, 22 Januari 2016

I WON'T GIVE UP

Hai, 22 january 2016.
Tanggal yang banyak kenangan nya, yang selalu bikin ketawa, seneng, kadang juga ada sedihnya.
Dulu, tiap pergantian bulan, tanggal yang aku tunggu-tunggu selalu tanggal 22.
Tapi sekarang kok semuanya terasa beda yah? aku malah takut harus melewati tanggal tersebut, rasanya pengen cepat-cepat ke tanggal selanjutnya. Tapi di sisi lain, aku juga gak pengen waktu jadi cepat berlalu dan harus ketemu lagi tanggal 22 selanjutnya.
Jujur, kalo waktu bisa diputar, aku pengen mutar setiap tanggal ini. Kenapa dengan tanggal nya? sebenarnya biasa aja sih, tapi semenjak ketemu dia, tanggal ini berubah menjadi indah. Semenjak jalanin hari ke hari rasanya hanya tanggal ini yang terasa indah.
Inginku terus begitu selamanya, namun kenyataan nya berbeda.
Kadang kita gak bisa ngerubah kenyataan, tapi aku gak akan nyerah sebelum aku mencoba dan berusaha. Bukan nya Tuhan bakal beri jalan untuk orang-orang yang selalu berusaha? jadi gak ada salah nya aku berusaha dulu.
Aku bukan tipe orang yang mudah nyerah gitu aja, walaupun sebenarnya agak pesimis sama keadaan sekarang. Keadaan dimana kita yang dulu nya dekat jadi jauh banget, kayak orang asing.
Yang dulu nya kemana - mana berdua, sekarang udah sibuk jalanin hidup masing - masing.
Yang dulu selalu ngambekan kalo chattingan nya berubah jadi singkat, sekarang malah jadi cuek beneran.
Yang dulu bilang takut kehilangan, sekarang benar - benar saling kehilangan.
Sampe kapan Tuhan misahin kita kayak gini? Seberapa lama Tuhan misahin kita? Apa yang datang selalu akan pergi? mengapa mereka tidak pernah tinggal?
Aku cuma rindu,
Rindu dengan kamu dan semua kenangan kita,
Rindu saat-saat kita bisa bercandaan dan ketawa lepas bersama,
Aku gak akan pernah nyerah untuk membuat kamu kembali bersamaku, kecuali Tuhan nyiptain kamu lebih dari satu.

Selasa, 19 Januari 2016

YOUR GONE IS MY DEATH

Berat mengubah sikap,
Sebab rasa ini masih sama.
Sama seperti dahulu saat kita bertemu, tak akan pernah berubah walaupun kita tlah berpisah.
Sementara waktu tlah menyeretku jauh dari ragamu, 
Apakah masih ada aku di dalam benakmu?
Apa aku masih melekat dalam memori otakmu yang palng dalam?
Atau,
Aku tlah kau campakan hingga kau lupa, 
Betapa aku pernah menjadi orang yang berarti di hidupmu, 
Bahwa aku pernah membuatmu bahagia walau hanya sementara.
Aku masih saja benci menjadi aku.
Yang berharap kembali di detik-detik itu, dipelukanmu.
Pada tiap esok yang ku punya, hanya akan ada satu tanya.
Kau dimana?
Sesungguhnya, 
Aku ingin sekali lagi berkata ya,
Namun tiada pintamu datang kepadaku.
Mungkin, aku hanya selalu berpikir tentang suatu hari,
Yang tidak akan pernah datang.
Betapa bodohnya aku,
Yang masih tetap menunggumu disini. 
Tidak seharusnya kita menyesaatkan ini semua.
Aku masih menyesali itu, ada rasa rindu kepada aku yang dulu.
Sebab dari kehilanganmu, aku menemukan persamaan,
Antara udara dan berbutiran.
Kau tidak sendiri, aku tlah menjadi orang lain.
Aku yang dulu, yang kau cintai itu sudah tiada. 




Minggu, 17 Januari 2016

Masih terasa genggaman jemari-mu.

Hari berlalu begitu cepat,
Rindu mengalir begitu dalam,
Begitu pula aku yang hingga sekarang masih menunggu kamu disini.
Rasa nya baru kini kau membuat ku tertawa,
Rasa nya baru kini kau memeluk ku ketika aku bersedih,
Rasa nya baru kini kau menggenggam tangan ku erat,
Kemana hilang nya semua itu? Kenapa rasa nya begitu susah untuk meninggalkan semuanya.
Meninggalkan, bukan keinginan ku.
Melupakan, apa lagi.
Apa emang udah tak ada kesempatan lagi? kenapa?
Tuhan saja memberikan kesempatan buat umatnya yang ingin berubah menjadi lebih baik. Lalu, bagaimana dengan kamu yang hanya seorang manusia? apa kamu juga tidak bisa memberikan aku kesempatan untuk menjadi yang lebih baik?
Malam begitu terasa sepi tanpu,
Semakin larut, aku semakin teringat akan dirimu.
Aku hanya rindu,
apa salah?
Aku rindu genggaman jemari lain, yaitu jemari-mu.
Aku rindu saat kau menggenggam jemari-ku, saat membantuku mencoba berdiri, mencoba melawan rasa sakit, mencoba menghadapi segala rintangan masalah.
Jemari ini terasa begitu kaku tanpamu,
Tak seperti dulu, lembut saat kau memainkan jari-jari lentik ku hingga aku tersenyum.
Saat aku berjalan sendiri dikeramaian, aku masih merasa kau menggenggam tangan ku dengan erat.
Kau yang tak pernah melepaskan jemari mu dari jemari ku.
Kau yang selalu menempelkan telapak tangan kita lalu menggenggam erat saat berjalan mengililingi hari.
Sungguh, jemari ini rindu genggaman jemari-mu.
Jadi,
Kapan aku bisa kembali merasakan genggaman jemarimu?

Jumat, 15 Januari 2016

12 JANUARY 2016

Hai, udah 3 hari berlalu... 
Tapi rasa ini tidak pernah berubah, masih seperti yang dulu. Rasanya sekarang aku merasa kehilangan. Aku selalu butuh kamu setiap harinya, ingin jumpa namun aku sadar. Aku bukan lah siapa-siapa lagi dihatimu. Hingga sekarang aku belum siap terima kenyataan.
Bagaimana bisa?
Orang yang mencintaiku meninggalkan aku?
Apa ini salahku?
Apa aku kurang di matamu?
Atau ada seseorang yang lebih mencintaimu daripada aku?
Aku terus bertanya-tanya pada senja. Namun, tak ada satupun yang memberi jawaban. 
Saat aku tau, maksud dari perpisahan ini. Aku semakin terjatuh, aku semakin tak mampu untuk bangun dan bangkit kembali. Ingin aku nangis dan memeluk-mu erat, namun apa daya aku yang cuma bisa melihatmu dari kejauhan. 
Aku mencoba untuk mengikhlaskan yang telah pergi, sakit rasanya harus seperti ini. Ingin kembali disaat aku dan kamu bahagia tertawa bersama.  Rindu akan semua kenangan kita. 
Aku sendiri, 
Sepi,
Gelap,
Aku takut,
Takut dengan kesendirian ku.
Aku takut, tak ada yang menggapai erat tangan ku.
Aku takut, tak ada lagi yang membantuku untuk berdiri.
Aku takut, tak ada yang bisa menggantikan senyum-nya.
Tuhan, 
Ijinkan aku sekali saja untuk memeluknya lagi. Ijinkan aku memulai yang baru dengan masa lalu. Ijinkan aku bahagia untuk kedua kalinya dengan orang yang sama. Orang yang dulu pernah membuat aku bahagia, walaupun sekarang hati aku bersedih. Tapi aku masih ingin kembali.


Tubuh ini tak mampu menopang dengan sendirinya, aku lemah. 
Dimana kamu wahai belahan jiwa ku?
Apakah ini cuma ujian dari Tuhan? KENAPAAAAA?
Apa jalan kita salah? apa cara kita mencintai salah? 
Kenapa Tuhan misahkan kita ketika kita sudah menjalin hubungan begitu lama. 
Apa hubungan yang lama tidak menjamin kita terus bersama?
Beritahu aku sekal saja,
Buat aku yakin,
Buat aku kuat, dengan segala alasan-alasan mu.
Buat aku jadi tegar, seperti dulu. 
Apa aku cuma bisa berharap aku dan kamu bisa kembali seperti dulu. Hingga kapan kita akan berpisah seperti ini? 
Kenapa takdir berkata lain pada kita? kenapaaaaa?
Kenapa kamu membuatku selalu bertanya-tanya?
Apa setiap pertemuan selalu ada perpisahan? Lalu, buat apa kita bertemu jika ujung-nya akan berpisah? 

Kamis, 25 Desember 2014

PRIA-KU

Sejak hari itu,
aku tlah kehilangan dia. aku belajar, untuk merelakan dia.
Dia yang bahkan bukan milik-ku.
Dia yang sempat memasuki ruang kehidupan-ku.
Ku tinggalkan ia disebrang pulau, demi seseorang yang ku cinta.
Aku tak bisa menuai kisah lebih dalam bersama-nya karna aku sadar, kami hanya sekedar untuk menyenangkan hati satu sama lain. Bukan untuk membahagiakan satu sama lain.
Mungkin akan terasa sulit melupakan-nya dan aku harus.
Aku harus melalukan ini semua, karna kenyataan-nya aku lebih mencintai pria-ku. Pria yang selalu ada mendampingi-ku disaat aku terpuruk, karna dia lah kunci bahagia-ku.
Mungkin aku bisa hidup tanpa bintang, tapi aku tak akan bisa hidup tanpa langit.
Aku belajar melepaskan, melepaskan yang bukan milik-ku.
Aku terlalu kuat menggenggam ia sehingga aku harus menaruh-nya ke lubang yang paling dalam. Bisa saja aku bahagia bersama-nya tapi tetap saja disetiap bahagia-ku, aku selalu memikirkan pria-ku.
"Dimana dia?" "Sedang apa dia?" "Apakah dia sebahagia-ku?"
aku terus memikirkan pria-ku. Aku begitu mencintai pria-ku. Aku rela kehilangan, asal aku tidak kehilangan pria-ku. Yang sekarang aku harap, hanya pria-ku. Aku butuh dia disetiap waktu yang berdetak.
Aku tak ingin kehilangan pria-ku, karna hanya dia satu-satu nya yang aku butuhkan.
Aku ingin pria-ku tetap tinggal, dan tak meninggalkan aku seperti aku meninggalkan seseorang yang jauh.
Aku tidak ingin kehilangan pria-ku untuk kapan pun. Berjanjilah, kau akan selalu bersama-ku. Genggam dan jangan lah lepaskan aku. I love you